Kudus, Magang Unisnu - Para wisatawan religi yang berkunjung di Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus itu, membawa berkah bagi para UMKM disana. Salah satu UMKM itu adalah meraka para pelaku usaha jasa foto langsung jadi yang berada di halaman menara. Hebatnya dalam sehari mereka mampu memotret puluhan peziarah dari berbagai daerah.
Di dampingi kernetnya, Photografer tampak sedang memotret peziarah di kompleks menara kudus. (Dokumentasi: Firdiantama) |
Para fotografer disini bekerja sangat lincah dan tidak mengenal rasa lelah. bagaimana tidak, mereka tidak letih untuk menawarkan jasanya kepada setiap peziarah yang lewat. Serta kecepatan foto yang tercetak disini hanya dalam hitungan menit.
Salah satu fotografer menara kudus, Teguh Hariyanto (51), mengatakan bahwa ia terjun di profesi ini sudah 16 tahun lamanya. Dengan harga yang dulunya berkisar sepuluh ribu dan sekarang sudah duapuluh ribu.
"Saya terjun di profesi mulai tahun 2008 sampai dengan sekarang, diawal tahun tersebut pengunjung masih bisa memilih ukuran cetak dengan ukuran terkecil seharga sepuluh ribu, menginjak tahun ke tahun semua fotografer disini sepakat untuk satu ukuran yaitu 12R dengan harga duapuluh ribu," jelasnya (15/05/2024).
Teguh mengatakan peraturan tersebut ada ketika paguyuban terbentuk. Hal itu disebabkan pelaku jasa fotografer dari tahun ketahun kian bertambah. Sehingga paguyuban ini dirasa bisa menciptakan suasana bekerja yang kondusif.
"profesi foto langsung jadi ini tergabung menjadi satu paguyuban yaitu paguyuban fotografer menara, Didalam nya terdapat lima kelompok, Ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pencetakan fotonya dan kita jadi kondusif dalam mencari nafkah" bebernya.
Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu pencetak foto, Muhammad Furqon (30), yang sudah mendirikan percetakannya di tahun 2008.
Dia mengaku bahwa profesi ini dari dulu sampai sekarang masih sangat menguntungkan. Apalagi kondusifitas profesi ini sekarang lebih terorganisir dengan baik.
"kalau dulu sebelum ada paguyuban semua kurang kondusif, rebutan kerjaan, sekarang kita bisa bekerja dengan saling kolaborasi antara saya dan fotografer, semua bisa bekerja semua bisa makan," ucapnya.
Ia juga mengaku kewalahan pada saat momen - momen tertentu. Itu biasa terjadi pada saat bulan syawal, besar, dan syuro.
"Siang ini baru enam orang, biasanya pas ramai bisa sampai 50 foto, sepinya kadang tidak ada pengunjung seperti bulan ini bulan apid," Jelasnya.
Meskipun dalam keadan sepi, furqon tetap optimis menjemput pundi - pundi rezekinya. pasalnya, kebiasaan cepat dalam mencetak ini harus tetap terjaga. Tidak hanya itu, Performa mesin cetaknya juga harus stabil.
"kalau kecepatan kita dalam mencetak itu selain peforma mesin juga jam terbang kita mas, ketelitian dan fokus juga kunci kita mas, itu menentukan kualitas biar pengunjung puas," Ujarnya.
Sementara itu salah satu peziarah, Andi mengaku puas mengabadikan rombongan dengan menggunakan jasa fotografer Menara Kudus. Rombongan peziarah asal Pati ini sengaja ziarah ke makam para walisongo.
"Sangat puas, karena sudut fotonya bagus, kualitasnya baik, yang paling kita sukai cetaknya cepat mas," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar