Jepara, Magang Unisnu - Berbicara soal perang obor desa tegal sambi, tidak luput dari satu kuliner khasnya. Makanan yang jarang di ketahui khalayak umum ini hanya muncul saat moment perang obor saja. Makanan khas ini biasanya dijadikan sebagai sajian dalam sedekah bumi dan sekaligus pembuka ritual Perang Obor dengan cara memberikan kepada tetangga dan saudara.
Penampakan langka dari kintelan yang hanya muncul setahun sekali. (Documentasi Firdiantama) |
Nama makanan ini adalah kintelan, iya betul kamu tidak salah baca. cukup unik ketika mendengar satu jajanan ini. Dibalik keunikan itu, jajanan ini punya banyak arti lho.
Menurut warga lokal Tegal Sambi, jajanan ini menjadi pembuka ritual Perang Obor dan sekaligus menjadi simbul persahabatan Ki Babadan dan Ki Gemblong. Kisah ini yang kemudian menjadi awal sejarah perang obor desa Tegal Sambi.
Masyarakat kemudian mengkaitkan dengan acara sedekah bumi, sebagai bentuk ucapan syukur warga desa atas berkah dari Allah. kemudian kintelan ini biasanya dibuat sehari sebelum Perang Obor untuk jajanan pembuka ritual.
Terdapat arti yang tersirat dari makanan Kintelan ini. Bahan ketan sebagai bahan utamanya memiliki tekstur lengket. Maka ketan diartikan “kraketan” atau “ngraketke ikatan” atau mempererat ikatan.
Simbol ketan ini dimaknai mempererat persaudaraan antar sesama manusia. Hal ini juga di amalkan oleh salah satu warga lokal yang sudah hidup puluhan tahun di sana. Dia adalah Sri Purwaningsih yang mengaku selalu menghidangkan jajanan ini kepada tamunya.
Tidak sampai di sana, Santan kelapa yang berperan sebagai saus makanan Kintelan memiliki makna perjalanan hidup yang tidak mudah. Santan yang berasal dari buah kelapa yang dipetik tinggi dari pohonnya memiliki makna yang dalam. Itu dikarenakan dalam menggapai kelapa tidaklah mudah. Butuh perjuangan untuk menggapainya. Lalu kemudian proses mengulitinya hingga dibelah dan diperas isi putih buah kelapanya.
Meskipun makanan ini hampir sama dengan klepon. keduanya memiliki perbedaan pada cara memasaknya dan pada enten-enten serta isiannya. Penyajian Kintelan tidak direbus, melainkan ditata dan dikukus bersama. Jarak keduanya seolah dekat agar saling menempel.
Meskipun hanya disajikan setahun sekali, warga lokal Tegal Sambi sangat percaya akan pengaruh energi positif yang dibawa Kintelan kepada hubungan bertetangga bahkan silaturahmi kepada teman dan danak saudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar