Jepara, Magang Unisnu - Harga jual hasil laut jenis Rajungan di Jepara terpantau rendah sejak 3 bulan yang lalu. Padahal hari hari ini tangkapan nelayan tidak banyak, sehingga membuat penghasilan nelayan semakin meringis. Sebelumnya harga Rajungan berkisar Rp 75 – 80 ribu perkilo ukuran besar, namun saat ini (12/06/2024), hanya laku Rp 40 – 45 ribu.
Bapak Sunadi dan Mas Hajir sedang bersiap untuk melaut sore nanti. (Documentasi Firdiantama). |
Turunnya harga Rajungan di Jepara juga disayangkan beberapa pengepul hasil laut. Banyak spekulasi dari masyarakat mengenai penyebab turunnya komoditas laut tersebut. Mulai dari sepinya konsumen hingga konflik di belahan dunia yang mempengaruhi daya eksport rajungan.
Pak Sunadi (58) warga dukuh pesajen yang juga Salah satu nelayan rajungan ini sedikit merenung dengan harga rajungan akhir pekan ini. Dia mengatakan rendah harga Rajungan cukup terasa bagi dia dan teman temannya. Meskipun demikian mereka harus masih tetap melaut karena tidak ada pekerjaan lain selain terjun ke laut.
”Habis bagaimana lagi, pekerjaan mayoritas warga dukuh sini ya nelayan jebak rajungan, ya mau ramai atau sepi kami tetap miyang (Mencari Rajungan). Yang penting masih ada hasilnya meski dikit. Daripada di rumah tidak ada hasil" katanya.
Dia mengaku kurang taumenau mengenai harga rajungan yang selalu naik turun. Apalagi disini harga jual beli masih di tentukan pengepul. Meskipun begitu, tak jarang dia mendengar satu dua kabar dari pengepul, teman nelayanya, bahkan bos bos ikan.
"Kalau kata teman teman nelayan si sekarang ini Rajungan saya Indonesia sedang keluar rumah, jadi ini lagi musim musimnya, beda lagi dengan pengepul lokal, mereka bilang di pasar saat ini rajungan lagi sepi daya belinya, sepi tersebut kembali lagi kepada situasi ekonomi warga jepara yang mengandalkan furniture, kan furniture lagi musim sepi, beda lagi kalo bos bos besar, mereka mengatakan dunia sedang perang, jadi ekspor rajungan terganggu",tuturnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang pengepul rajungan dari semarang, Riko. Dia mengatakan bahwa rajungan laut jepara ini salah satu terbaik dan terbanyak di jawa tengah. Dia bercerita saat ini penyaluran rajungan ke beberapa wilayah tersendat akibat kampanye boikot - boikot.
"banyak resto dan tempat makan saat ini masih mengurangi jumlah belinya karena sepi, ya mereka mereka kebanyakan bercerita soal kampanye boikot produk pro Israel, ya ini benar atau tidak saya hanya mendengar cerita mereka, kalo begini nelayan lokal lagi yang terkena, tapi kan masih spekulasi, semoga semua kembali normal", ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar